Foto Jalanan
Melangkah demi langkah sebuah foto terekam di dalam kamera dan menjadikannya sebuah foto jalan (street foto).
Coba memotret bayangan, mana tahu asyik.
Memotret bayangan dari seseorang ataupun objek lainnya, mungkin menurut beberapa orang foto apaan sih? ini motret apa kok nunduk kebawah? dan lainnya. namun untuk beberapa orang yang pecinta atau penggila foto jalanan, mereka tidak sungkan untuk bertingkah "kreatif" yang agak lain, bahkan foto bayangan ini sudah dikenal cukup lama sekali sebelum digitallisasi kamera seperti saat ini.
Coba kita scroll sebelum kamera digital terbentuk dan melihat sedikit sejarahnya.
Sejarah Fotografi
Fotografi berasal dari bahasa Inggris yaitu Photography. Dalam bahasa Yunani yaitu “Photos” Cahaya dan “Grafo” Melukis, jadi Fotografi adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Teknologi fotografi dimulai dengan sebuah kotak penangkap bayangan gambar, sebuah alat yang mulanya untuk meneliti konstalasi bintang yang dipatenkan oleh Gemma Fricius pada 1554. Namun sebenarnya, cikal bakal teknologi ini adalah seorang ahli filsafat Cina bernama Mo Ti pada abad ke-5 SM, Aristoteles pada abad ke-3 SM, dan seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham pada abad ke-10 M. Kemudian pada 1558 ilmuwan Italy Giambattista della Porta menyebut camera obscura pada sebuah kotak kososng yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
Akhirnya ketika tahun 1824, foto pertama berhasil dibuat oleh seorang seniman Lithography asal Prancis Nicéphore Niépce. Niépce membuat foto dengan pelat logam yang disinari dalam camera obscura selama delapan jam. Merasa kurang puas, Niépce bekerja sama dengan pelukis asal Prancis Louis-Jacques-Mandé Daguerre untuk menyempurnakan penelitiannya yang lalu disebut Heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos berarti menulis. Niépce wafat pada 1833, setelahnya wafat Daguerre-lah yang menyelesaikan percobaan tersebut dan menyebut temuannya ini sebagai Daguerreotype dan ia pun dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya.
Kemudian pada Januari 1850 seorang ahli kimia asal Inggris bernama Robert Bingham memperkenalkan penggunaan collodion sebagai emulsi foto, yang saat itu cukup populer dengan sebutan wet-plate photography. Walaupun cukup rumit, proses collodion ini banyak digemari fotografer karena dianggap cukup menjanjikan. Sejak saat itulah fotografi mulai intens melayani kebutuhan pers.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto untuk dibawa ke dalam surat kabar. Pada Juni tahun 1888, George Eastman, seorang ilmuwan Amerika, menciptakan revolusi fotografi dunia hasil penelitiannya sejak 1877. Ia menjual produk baru dengan merek Kodak yang terkenal dengan nama Eastman’s Kodak, yaitu berupa sebuah kamera kotak kecil dan ringan, yang telah berisi rol film dengan bahan kimia Perak Bromida untuk 100 exposure. Bila seluruh film digunakan, kamera (berisi film) dikirim ke perusahaan Eastman untuk diproses.
Setelah itu kamera dikirimkan kembali dan telah berisi rol film yang baru. Berbeda dengan kamera pada masa itu yang besar dan kurang praktis, produk baru tersebut memungkinkan siapa saja dapat memotret dengan leluasa. Kamera KODAK inilah yang kemudian mengalami berbagai penyesuaian teknologi sehingga menjadi kamera yang kita gunakan sekarang.
Melihat rekaman sejarah fotografi kita jadi tahu foto bayangan itu sebenarnya sudah ada bahkan saat dimana kamera sedang dipaten-patenkannya.
Ada beberapa foto bayangan saya, yang mungkin cukup amat biasa ini yang saya ambil beberapa tahun lalu yang akan jadikan documentary portofolio saya.
foto seorang siswa murid SD kelas 2 |
Foto seorang yang sedang berjalan di Bandara Internasional Kuala Namu, Deli Serdang |
refleksi |
mungkin dilain kesempatan akan saya tambah lagi dan akan saya lanjutkan portofolio saya.
See you.
Comments
Post a Comment
Silahkan berikan komentar yang membangun Blog ini