Rumah Pengasingan Bung Karno

Singgah Di Rumah Pengasingan Bung Karno Di Tanah Karo

Pulau Sumatera Utara merupakan salah satu tempat yang penuh dengan sejarah, baik dari heritage dan sejarah para perjuangannya. Pulau yang juga memiliki banya destinasi wisata ini juga memiliki salah satu sejarah penting tentang pengasingan salah satu tokoh "The Good Father Indonesia" Bung Karno yang berada tepat di dekat tempat wisata Bukit Kubu, Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Shiluete Patung Bung Karno di Rumah Pengasingan, Berastagi, Karo, Sumatera Utara.

Sekitar akhir tahun 1948 kota Berastagi menjadi tempat pengasingan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, setelah beliau ditangkap di Gedung Agung bersama dengan beberapa pimpinan Republik lainnya, pada tanggal 22 Desember 1948, oleh pihak militer Belanda dalam agresinya yang ke dua.
Rumah Bung Karno yang terletak di Berastagi, tepatnya di belakang Bukit Kubu, merupakan saksi bisu pengasingan Bung Karno saat itu.


Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi, Karo, Sumatera Utara

Rumah bergaya Belanda yang dibangun pada tahun 1719 ini, dulunya rumah ini tempat tinggal seorang perwira Belanda. Rumahnya terbuat dari kayu jati berukuran 10 x 20 meter dengan bercatkan warna putih serta seng berwarna merah. Di pelataran depan terdapat pula patung Bung Karno dari perunggu setinggi 7 meter dengan posisi duduk sebagai penanda bahwa rumah ini pernah menjadi saksi sejarah perjuangan Bung Karno.

monumern Bung Karno, mengartikan kebiasaan duduk beliau dengan menyilakan salah satu kakinya


Tertuliskan di sebuah monumen yang dibangun pada Juni, 21, 2005 oleh Gubernur Sumatera Utara H.T Rizal Nurdin

Kawan !

Pusara adalah lambang kesinambungan
Hidup! Mati! Dalam Perjuangan

Bahana Kenal Panggilan Bung Karno
Dari Blitar sampai ke Tanah Karo

monumen bung karno
Berdasarkan sejarahnya, pada Agresi Militer Belanda II, tepatnya pada tanggal 22 Desember 1948, tiga pemimpin Republik Indonesia, yakni Bung Karno, Sultan Sjahrir, dan Haji Agus Salim, ditangkap Belanda di Yogyakarta kemudian dibuang ke sini. Mereka ditahan di sini selama 12 hari sebelum dipindahkan ke Parapat karena masalah keamanan.

Meskipun saat itu penjagaan Bung Karno cukup ketat, namun sepertinya Belanda memilih
memindahkan Bung Karno ke Parapat. Karena pada saat itu di Tanah Karo terdapat basis perjuangan kemerdekaan yang dikenal dengan nama laskar rakyat.

Meski hanya tinggal 12 hari di sini, tetapi Bung Karno telah mendapat tempat khusus di hati masyarakat Karo. Bahkan mereka menjuluki Bung Karno sebagai Bapak Rakyat Sirulo yang berarti Bapak Lambang Kemakmuran Rakyat.

Masyarakat Karo mencintai Bung Karno karena ajaran-ajaran beliau sama dengan nilai-nilai masyarakat Karo seperti gotong royong, pluralisme dan solidaritas.

Isi ruangan tamu rumah pengasingan Bung Karno

foto yang menggambarkan bahwasannya Bung Karno dan kedua rekannya Sultan Sjahrir dan Agus Salim pernah diasingkan dirumah tersebut.

Bung Karno dengan kebiasan duduknya.

kamar dimana Bung Karno beristirahat selama 12 hari di rumah pengasingan

pintu utama rumah

Hingga saat ini rumah pengasingan bung Karno masih ramai dikunjungi pengunjung yang ingin berfoto-foto dan juga sebagai tempat penginapan yang sebagaimana adalah fungsi dari rumah tersebut sebelumnya.

foto dan teks: suhairy tri yadhi
pada tahun: 2016

Comments